‘GOOOOOLLLLL’ seketika teriakan ayahku itu begitu menggemparkan seisi rumah.Itu terjadi sekitar pukul 19.45,ketika TIM GARUDA berhasil melesakkan gol ke gawang Malaysia dan membuat kedudukan sementara menjadi imbang.Ayahku terlihat begitu ceria ketika Tim kesayangannya itu berhasil menyamakan kedudukan.Setelah satu jam lebih lamanya,gendang telingaku terasa sakit karena mendengar antusias ayah menonton pertandingan sepakbola di televisi.Apalagi ketika bola masuk gawang lawan,ayahku berjingkrak jingkrak seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah.’Ayah punya berapa pita suara ya?Teriak teriak tapi ngga abis abis tuh suaranya’ gumamku dalam hati sambil cekikikan.Dua kali empat puluh lima menit selesai,peluit tanda berakhirnya pertandingan Indonesia lawan Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno dengan kedudukan 5-1.Aku melihat kepuasan di mata ayahku pada saat itu,bagaimana tidak? Tim Nasional Indonesia menang telak dari musuh bebuyutannya,Malaysia.Meskipun awalnya Indonesia kalah 0-1 dari Malaysia,tapi Allah SWT berkendak lain dan akhirnya Indonesia menang.Keadaan rumah mulai sepi,apalagi ketika ayah terlihat tertidur pulas.’Ayah..ayah..’ Aku menggeleng geleng diringi tersenyum.
*********
Pukul 06.10 WIB aku telah berpakaian seragam rapi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.Aku menyelesaikan sarapanku,lalu pergi ke depan untuk memanaskan mesin motor.Karena kebetulan jarak dari rumahku ke sekolah cukup jauh,sehingga ayahku membelikanku sepeda motor supaya irit ongkos (katanya).Aku berpamitan kepada ibu karena ayah masih terlelap tidur gara gara keantusiasannya kemarin.’Assalammu`alaikum’ kataku,sambil mengahampiri motor Satria FU yang berada di depan pintu pagar.Aku melesat hanya dengan kecepatan 50 km/jam,karena jalan Cimahi pada pagi itu cukup padat.Sekitar setengah jam kemudian,aku telah berada di parkiran sekolah.Sebuah SMA negeri di Bandung yang tidak berada jauh dengan pusat keramaian kota.
‘Hei,bro! Timana wae maneh?jam sakieu karek datang ’ * tegur Asep.
‘Biasa,macet brother’ balasku,sambil berjalan menuju pintu kelas yang terdapat plang ’11 IPS 1’.Aku masuk dan duduk di barisan kedua tepat di depan meja guru.
‘Ya ampun,Irfan Bachdim ganteng bangeeeeeet’ kata seorang teman perempuanku.
‘Tapi kalah ganteng sama Bambang Pamungkas mah’ tanggap seseorang di sebelahnya.
‘Kamari aing geus nasteung,pas ningali Indonesia eleh nol hiji lawan Malaysia ’ ** kata seseorang dibelakangku.
‘Heueuh,sarua aing oge.Untung akhirna mah menang lima hiji.Untung aya si Gonjales’ *** sambung seseorang.
‘Bener pisan.Aing ningali si Okto lumpatna gancang oge nya,alus deui maenna ’ * sambil mengacungkan jempolnya.
Tidak sengaja aku mendengar percakapan itu mereka.’Irfan Bachdim? Bambang Pamungkas? Gonzales? Okto? Jika dibandingkan denganku,aku tidak beda jauh dari mereka.Aku masih jauh lebih ganteng dari Irfan Bachdim dan BePe,masih lebih jago dari Gonzales dan kecepatan lariku juga tidak kalah dari Okto’ gumamku bangga.
Tanda bel masuk berbunyi,Asep duduk di sebelahku.
‘Maneh anggeus tugas sejarah?’ ** Tanya Asep memakai bahasa Sunda.
‘Nya enggeus atuh.Kunaon kitu?’ *** aku bertanya balik.
‘Bisi acan,ke dicarekan ku Pa Endang’ *
10 menit kemudian, Pa Endang datang dengan membawa beberapa buah buku.Semua siswa terlihat duduk rapi,karena Pa Endang terkenal guru yang ‘killer’ dikalangin anak anak satu sekolah.
‘Siap!Beri Salam’ Ketua Murid menyiapkan,seperti seorang Komandan Perang hehe.
‘Assalammu`alaikum Warahmatullahiwabarakatuh’ Semua siswa memberi salam.
‘Wa’alaikumsalam Warahmatullahiwabarakatuh’ Jawab Pa Endang sambil memperlihatkan wajah sangarnya.
Pelajaran dimulai dengan sebuah ketegangan,karena sebelum menerangkan pelajaran Pa Endang selalu melakukan tanya jawab tentang materi yang akan dipelajari.
‘Asep,siapa yang menemukan Benua Amerika?’ tunjuk Pa Endang pada Asep yang ada disebelahku.
Asep hanya dapat menggaruk garuk kepalanya dan berkata dengan polosnya ‘Yang pasti bukan saya,Pak’
Semua tiba tiba tertawa mendengar jawaban Asep itu,kelas menjadi gaduh.
‘Stop!Berhenti berhenti! ’ Pa Endang mulai emosi.’Asep kesini kamu!’ dengan penuh amarah.Asep berjalan menuju tempat Pa Endang berdiri.
‘Karena kamu telah membuat kegaduhan di kelas,kamu bapa hukum berdiri di depan papan tulis sampai pelajaran bapa selesai !’ dengan penuh kemarahan.
Asep terlihat begitu santai dan melakukan dengan ikhlas apa yang diperintahkan Pa Endang.
‘Asep..Asep..polosnya kamu.Kalo aku jadi kamu,aku udah mati berdiri hihi’ bisikku dalam hati.
Pelajaran dilanjutkan kembali,masih dengan suasana yang tegang.Tidak jarang beberapa siswa izin ke belakang untuk buang air kecil karena panas dingin.(Waw..Pernahkah kalian merasakan hal itu?).Beberapa jam kemudian,bel pergantian pelajaran berbunyi.Asep kembali duduk disebelahku.Kini diganti dengan pelajaran Seni Budaya,pelajaran yang memberikan udara segar bagi para siswa.Bahkan 90 menit pelajaran pun begitu terasa cepat dibandingkan 90 menit pelajaran sejarah yang setiap detiknya terasa seperti 1000 tahun (lebay ya? hehe).Bel istirahat berbunyi,aku cepat cepat beranjak pergi ke kantin.Karena jika aku terlambat,aku tidak akan mendapat kursi seperti kursi penonton di Stadion Gelora Bung Karno hehe.
Tersisa dua meja kosong,dan akhirnya aku duduk di meja pojok dekat sebuah pohon (DPR..di bawah pohon rindang man! Haha).Udara siang itu begitu sejuk,tidak seterik kemarin.Aku memesan segelas Jus jeruk dan semangkuk bakso,maklum bakso adalah makanan favoritku.Tidak lama menunggu,mang Dadang datang membawa pesananku.Aroma harum bakso begitu menyengat hidungku.’mmmmhhh..wanginya’ kataku dalam hati.
‘Delapan ribu,kang’ kata Mang Dadang setelah meletakkannya di mejaku.
‘Ini mang,makasih ya’ aku memberikan selembar uang lima ribuan dan tiga lembar uang seribuan.
‘Nuhun’ sambil berlalu meninggalkanku.
Aku berdo’a dan melahap habis bakso kesayanganku itu.Lalu menghabiskan segelas jus jeruk.
‘Alhamdulillah kenyang’ kataku.
‘Bro,jam 3 kita maen futsal di Meteor ya.Jangan telat’ kata Agung,teman sekelasku.
‘Oke sip.Ntar aku dateng kesana’ jawabku.
Agung pergi menuju ke meja teman temannya yang tidak berada jauh dari tempat dudukku.’Futsal?oke.Aku bakal buktiin kalo aku lebih jago dari pemain Timnas itu’ tantangku.
‘Kepada seluruh siswa diharapkan kembali ke kelasnya masing masing dan belajar di rumah.Karena guru guru akan melaksanakan rapat dengan Dinas Pendidikan Kota Bandung.Terima Kasih’ kata seseorang lewat pengeras suara yang berkumandang di setiap sudut sekolah.
‘YEEAAAAAAAAAAAHHHH!!!’ hampir semua siswa di kantin berteriak bahagia,ada juga yang sambil berjingkrak jingkrak.Aku hanya diam lalu meninggalkan kantin menuju ke kelas untuk mengambil tas dan beranjak pulang ke rumah.
Aku berjalan menuju parkiran,teriknya matahari cukup menyilaukan pandanganku.'Tadi perasaan masih sejuk,ko sekarang jadi panas ya' pikirku.Aku menyalakan mesin motor dan meninggalkan gerbang sekolah.Melewati jalanan yang cukup lengang.’Fiuuuhh..panas banget deh.Padahal baru jam 11’ gumamku dalam hati sambil mengendarai motor.
*******
Setengah jam kemudian,aku sampai di rumah disambut ayah,ibu dan satu satunya kaka perempuanku,Teh Nina.
‘Assalammu`alaikum’ salamku.
‘Wa`alaikumsalam’ jawab semuanya.
‘Kenapa jam segini udah pulang ki?’ Tanya ayahku.
‘Tadi guru guru nya pada rapat,yah.Jadi dibubarin’ jawabku mencium tangan Ayah,Ibu dan Kakakku.
‘Udah makan siang kasep?’ Tanya ibuku penuh perhatian.
‘Udah ko bu,makan bakso hehe’ sambil sedikit tertawa.
Aku bergegas pergi ke kamar yang berada di lantai dua.Cuaca siang itu cukup membuatku kelelahan.Tiba tiba aku berhenti di tangga.
‘Teh Nina..nanti bangunin iki ya jam setengah tiga.Iki mau main futsal sama temen temen,takutnya keenakan tidur’ kataku sedikit berteriak kepada Teh Nina yang berada di ruang keluarga.
‘Iya sok,Ki.Nanti teteh bangunin’ jawab Teh Nina lembut.
Aku sampai di depan pintu kamar dan membukanya.Wangi harum kamar dan pancaran udara sejuk begitu menyegarkan hidung dan tubuhku.Aku menyimpan helm dan tas di meja belajar dekat dengan tepat tidur.dan..’Bruug’ Tubuhku langsung terbaring di tempat tidur yang sangat empuk.Aku tertidur tanpa membuka seragam dan sepatuku (please jangan ditiru).
***********
Tiba tiba aku berada di sebuah lapangan sepakbola,dengan rumput yang hijau mulus seperti karpet.Diiringi sorak sorai dari supporter di berbagai sisi sudut Tribun Penonton.Aku berada di dalam kotak penalty dan berhadapan dengan seorang kipper di bawah mistar gawang.Satu lawan satu.
‘Rifkiii..Rifkii….Ayo masukin bolanya….’ Teriak seseorang di kursi pelatih.
‘Rifki…I LOVE YOUUUU’ teriak sekelompok perempuan yang berada di kursi VIP.
‘Priiiiiiiiiiiiitt’ peluit wasit tiba tiba berbunyi sebagai isyarat untuk aku menendang bola penalty.Dengan sedikit bingung aku menendang bola dengan sekuat tenaga dan……
‘Aaaww….’ Tiba tiba suara itu mengagetkanku.Aku membuka mata dan melihat sepatuku ada di tangan Teh Nina.
‘Iki ih sakit tau.Ai kamu teh mimpi apa?sampe sepatu kamu bisa terbang gitu?’ Tanya Teh Nina yang berdiri di dekat pintu kamar sambil mengusap ngusap kepalanya yang sakit akibat sepatuku yang terbang.
‘Jadi tadi cuma mimpi?’ tanyaku dalam hati.
‘Heh! Malah ngelamun kamu teh,bukannya siap siap udah jam setengah tiga ’ kata Teh Nina yang membuat aku kaget.
‘Eh..iya iya teh’ jawabku gugup sambil bergegas menuju kamar mandi. ’Aaaahhh..sayangnya tadi Cuma mimpi ’ sesalku.
-The End-
*'Hei,Bro! Darimana aja jam segini baru dateng?'
**'Aku kemarin udah kesel ngeliat Indonesia kalah nol satu dari Malaysia'
***'Iya benar.Tapi akhirnya menang lima satu.Untung ada Gonzales'
*'Bener banget.Apalgi ngeliat si Okto larinya cepet.Bagus lagi permainannya'
**'Kamu udah tugas Sejarah'
***'Ya udah lah.Kenapa gitu?'
*Takutnya belum,nanti kena marah Pa Endang'
#Thanks (again) buat Allah SWT yang udah ngasih begitu banyak ide sama azi:) dan Thanks (again) buat semua orang yang ikut terlibat dalam proses pembuatan.
1 komentar:
nice :))
Posting Komentar